Karena Belum Mendapat Izin Dari Taliban, Sekitar 1.000 Orang Masih Terjebak di Bandara Afghanistan Selama Berhari-hari
Jakarta - Sekitar 1.000 orang, termasuk orang Amerika Serikat (AS), terjebak di Afghanistan selama berhari-hari di bandara Mazar-i-Sharif, utara Afghanistan.
Kepada Reuters, seorang penyelenggara penerbangan charter
itu mengatakan mereka menunggu izin Taliban untuk memberangkatkan
penerbangan charter tersebut, dan menyalahkan penundaan keberangkatan
pesawat itu pada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS.
Kebingungan ini menjadi masalah terbatu menyusul penarikan militer AS
yang selesai dengan kacau, setelah gerilyawan Taliban merebut kekuasaan
di Kabul pada 15 Agustus, dan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat
runtuh.
Kesal dengan penundaan penerbangan, penyelenggara mengatakan Kemenlu AS gagal memberi tahu Taliban tentang persetujuannya untuk keberangkatan penerbangan atau memvalidasi lokasi pendaratan dari bandara internasional di kota utara Afghanistan, Mazar-i-Sharif.
"Mereka
harus bertanggung jawab karena membahayakan nyawa orang-orang ini,"kata penyelenggara, yang tidak mau disebutkan namanya karena
sensitivitas masalah ini melansir Reuters pada Senin (6/9/2021). Reuters
tidak dapat secara independen memverifikasi rincian pernyataan
tersebut.
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, menentang
gagasan bahwa orang Amerika di sana dalam bahaya. Pemerintah AS kata dia
"belum mengonfirmasi ada orang Amerika di Mazar-i-Sharif yang mencoba
pergi dari bandara."
Ditanya tentang penerbangan charter itu, juru bicara Kemenlu AS tidak
membahas tuduhan spesifik. Tetapi dia menekankan, AS tidak memiliki
personel di lapangan, sehingga tidak memiliki sarana yang dapat
diandalkan untuk mengonfirmasi rincian dasar penerbangan charter
tersebut.
Itu termasuk memverifikasi jumlah warga AS dan lainnya di atas
pesawat, keakuratan sisa manifes atau "di mana mereka berencana untuk
mendarat, di antara banyak masalah lainnya." Juru bicara itu
menambahkan, "Kami akan memegang janji Taliban untuk membiarkan orang
bebas meninggalkan Afghanistan."
Sebelumnya pada Minggu (5/9/3032), politisi senior dari Partai
Republikan dalam Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, Mike McCaul,
mengatakan kepada Fox Information Sunday bahwa enam pesawat terjebak di
bandara Mazar-i-Sharif.
Penerjemah Amerika dan Afghanistan kata dia,
berada dalam pesawat-pesawat tersebut, namun pesawat tidak dapat lepas
landas karena belum menerima izin Taliban. Dia mengatakan Taliban
menyandera penumpang untuk tuntutan, tetapi banyak sumber yang berbicara
kepada Reuters dengan syarat anonim, membantah laporan itu.
Perwakilan AS dari Partai Republik lainnya, Mike Waltz, meminta Kemenlu
AS bekerja dengan kelompok-kelompok non-pemerintah yang katanya mencoba
membersihkan penerbangan sewaan untuk mengevakuasi orang Amerika dan
Afghanistan yang berisiko.
Ada penerbangan charter yang dimanifestasikan "tersedia, didanai, dan siap menerbangkan"orang-orang, kata Waltz kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah surat, mengutip pernyataan beberapa LSM.
Invasi AS selama dua dekade di Afghanistan memuncak dalam pengangkutan udara yang terorganisir dengan tergesa-gesa, yang meninggalkan ribuan warga Afghanistan yang bersekutu dengan AS. Washington menyelesaikan penarikan pada 31 Agustus.
Komentar
Posting Komentar