Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Seorang Pria Yang Mengaku Influencer di Cina, Mencoba Bayar Makanan Dengan Follower Hanya 217

Jakarta - Seorang pria di China menjadi terkenal, dalam artian negatif, karena berusaha membayar restoran dengan follower yang hanya 217. Lelaki asal Baoan, Shenzhen itu awalnya pergi makan dengan dua perempuan pada 20 September, dilaporkan China Press. Ketiganya memesan banyak makanan dan memakannya sedikit-sedikit. Tak lama berselang si laki-laki menuju ke kasir. Tetapi, alih-alih mengeluarkan uang untuk membayar tagihan makanan, pria itu mengaku ke petugas kasir bahwa dia adalah influencer. Lelaki itu mengatakan bahwa dia merupakan bintang di media sosial, dan sempat membuat petugas kasir sedikit tercengang. Si "bintang internet" kemudian mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan jumlah fan ke petugas restoran: 217. Bisa diduga, si petugas menolak mentah-mentah penawaran tersebut. Si influencer tidak patah semangat dan kembali merayunya. Dilansir Globe of Buzz Rabu (29/9/2021), lelaki itu menawarkan syuting untuk keperluan promosi rumah makan itu. Karena terus

Akibat Situasi Yang Semakin Memburuk di Wilayah Timur, Taliban Mencopot 2 Gubernur di Afghanistan

Jakarta - Taliban memecat gubernur provinsi Nangarhar dan gubernur provinsi Kunar akibat situasi keamanan yang memburuk di wilayah timur Afghanistan. Setelah mencopot kedua gubernur, Taliban lantas menunjuk pemimpin baru di dua provinsi tersebut. Pengumuman itu disampaikan Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid melalui Twitter sebagaimana dilansir Sputniknews , Selasa (21/9/2021). "Muzammil menjadi Gubernur Nangarhar. Mawlawi Qasim menjadi Gubernur Kunar,"twit Mujahid. Selain itu, sejumlah pejabat tinggi di beberapa wilayah juga dirotasi Taliban seperti di Nangarhar, Khost, dan Herat. Pada Sabtu (18/9/2021), ibu kota Nangarhar, Jalalabad, diguncang ledakan bom yang menyebabkan tiga orang tewas dan 19 luka-luka. Keesokan harinya, tepatnya pada Minggu (19/9/2021), Jalalabad kembali diguncang bom yang merenggut dua nyawa warga sipil dan melukai seorang anggota Taliban. ISIS mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut, menurut Al Arabiya. P

Sekitar 20 Warga Sipil Tewas Akibat Pertempuran Taliban Dan Pasukan Perlawanan Afghanistan di Lembah Panjshir

Jakarta - BBC melaporkan sedikitnya 20 warga sipil tewas di Lembah Panjshir Afghanistan, dalam pertempuran antara Taliban dan pasukan perlawanan Afghanistan. Komunikasi telah terputus di lembah terpencil itu sehingga membuat pelaporan menjadi sulit. Tetapi BBC memiliki bukti Taliban melakukan pembunuhan, meskipun ada janji untuk menahan diri. Rekaman dari pinggir jalan berdebu di Panjshir menunjukkan seorang pria mengenakan perlengkapan militer dikelilingi oleh milisi Taliban. Kemudian, tembakan berderu dan dia merosot ke tanah. Tidak jelas apakah pria yang tewas itu adalah seorang anggota tentara, sementara seragam tempur adalah hal biasa di wilayah tersebut. Dalam video clip tersebut, seorang pengamat bersikeras bahwa dia adalah warga sipil. BBC melaporkan setidaknya ada 20 kematian seperti itu di Lembah Panjshir. Salah satu korban adalah seorang penjaga toko dan ayah dua anak bernama Abdul Sami. Sumber-sumber lokal mengatakan pria itu tidak akan melarikan diri ketika

Karena Belum Mendapat Izin Dari Taliban, Sekitar 1.000 Orang Masih Terjebak di Bandara Afghanistan Selama Berhari-hari

Jakarta - Sekitar 1.000 orang, termasuk orang Amerika Serikat (AS), terjebak di Afghanistan selama berhari-hari di bandara Mazar-i-Sharif, utara Afghanistan. Kepada Reuters, seorang penyelenggara penerbangan charter itu mengatakan mereka menunggu izin Taliban untuk memberangkatkan penerbangan charter tersebut, dan menyalahkan penundaan keberangkatan pesawat itu pada Kementerian Luar Negeri ( Kemenlu ) AS. Kebingungan ini menjadi masalah terbatu menyusul penarikan militer AS yang selesai dengan kacau, setelah gerilyawan Taliban merebut kekuasaan di Kabul pada 15 Agustus, dan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat runtuh. Kesal dengan penundaan penerbangan, penyelenggara mengatakan Kemenlu AS gagal memberi tahu Taliban tentang persetujuannya untuk keberangkatan penerbangan atau memvalidasi lokasi pendaratan dari bandara internasional di kota utara Afghanistan, Mazar-i-Sharif. "Mereka harus bertanggung jawab karena membahayakan nyawa orang-orang ini,"kata peny